TUGAS PROYEK
KIMIA ANALITIK TERAPAN
KELOMPOK 4
“ PENENTUAN KADAR MINERAL KALSIUM
PADA BIJI WIJEN”
Disusun
Oleh:
1. NOVA MARDIANA
ASTI
2. RAFLEE OCTAVIAN
MANSURINA
3. SYAHRIANA NUR
SAKINAH
4. VERNANDO HENRY
APRILLIO SIBAGARIANG
KELAS XI ANALIS KIMIA B
SMK NEGERI 1 BONTANG
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang
Seperti
yang kita ketahui
bahwa salah satu biji yang kaya manfaat yang dapat tumbuh subur di Indonesia
adalah biji wijen (Sesamum indicum L. syn. Sesamum orientalis L.).
Karena selain bibitnya yang sulit didapat, cara penanaman buah ini tergolong
agak sulit. Karena
salah dalam teknik penanaman dapat membuat hasil dari biji wijen menjadi tidak
seperti yang diharapkan.
Jarang kita jumpai di setiap daerah entah kota atau desa,
terdapat perkebunan wijen (Sesamum indicum L. syn. Sesamum orientalis L.).
Hal inilah yang menjadi pemicu utama mahalnya harga biji wijen di pasaran.
Namun belum banyak orang yang mengetahui khasiat lain
dari manfaat biji wijen ini selain digunakan sebagai pelapis bahan makanan
olahan khas jawa yaitu onde-onde. Meskipun ada tapi sebagaian besar orang hanya sebatas
mengetahui yaitu sebagai bahan penghias makanan olahan.
Jika hal ini terus-menerus dibiarkan dikhawatirkan
produksi biji wijen semakin menurun dan mungkin berangsur-angsur akan banyak orang yang enggan untuk menggunakan dan
membudidayakan biji wijen ini, padahal terdapat ada banyak sekali manfaat yang bisa kita
peroleh dari mengkonsumsi biji wijen. Selain mengandung minyak yang baik untuk kesehatan
ternyata biji wijen ini juga mengandung suatu zat antioksidan yang dapat
mengobati beberapa macam penyakit jika dikonsumsi secara rutin.
Kandungan lainnya yang terdapat pada biji wijen yaitu : Ca, Mg, Pb, Fe, Mn, Zn,
Serat, Thiamin, Vitamin B6, P, dan Protein.
Terdapat 10 khasiat wijen yang luar
biasa untuk kesehatan, diantaranya : Mencegah diabetes mellitus, menjaga
kesehatan kulit, mengatasi anemia, menjaga kesehatan tulang, anti kanker,
menjaga pencernaan, membantu pertumbuhan rambut, obat sakit gigi, meringankan
arthritis, dan mengurangi stess. Dalam praktikum ini kami akan meneliti tentang
kandungan Ca yang terdapat pada biji wijen.
Berdasarkan
praktikkum diatas Wijen mengandung energi sebesar 568 kilokalori, protein 19,3
gram, karbohidrat 18,1 gram, lemak 51,1 gram, kalsium 1125 miligram, fosfor 614
miligram, dan zat besi 10 miligram. Selain itu di dalam Wijen juga
terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,93 miligram dan vitamin C 0
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100
gram Wijen, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
1. 2.
Rumusan Masalah
1)
Berapa kadar Ca yang terdapat dalam biji
wijen?
2)
Bagaimana teknik pengambilan sampel
(sampling) pada biji wijen dengan metode quartering?
3)
Berapa kadar air pada biji wijen dengan
metode oven udara?
4)
Barapa kadar abu pada biji wijen dengan
metode pengabuan cara kering (langsung)?
5)
Berapa kadar mineral Ca dengan metode
titrasi permanganometri?
1. 3.
Tujuan
1)
Untuk mengetahui kadar Ca yang terdapat
pada biji wijen.
2)
Untuk mengetahui teknik pengambilan
sampel (sampling) pada biji wijen dengan metode quartering.
3)
Untuk mengetahui kadar dari air biji
wijen dengan metode oven udara.
4)
Untuk mengetahui kadar dari abu pada
biji wijen dengan metode pengabuan cara kering (langsung).
5)
Untuk mengetangetahui kadar dari mineral
Ca dengan metode titrasi permanganometri?
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil saat
praktikum-praktikum dilaksanakan, yaitu :
1)
Siswa dapat
mengetahui kadar mineral Ca pada biji wijen.
2)
Siswa dapat
mengetahui teknik pengambilan sampel (sampling) pada biji wijen dengan metode
quartering secara tepat.
3)
Siswa dapat
mengetahui kadar air dari biji wijen dengan metode oven udara.
4)
Siswa dapat
mengetahui kadar abu pada biji wijen dengan metode pengabuan
cara kering (langsung).
5)
Siswa dapat mengetahui kadar mineral Ca
dengan metode titrasi permanganometri.
BAB II
KAJIAN TEORI
2. 1.
Deskripsi
Tentang Biji Wijen
Wijen mungkin lebih sering dikenal sebagai taburan
pada kulit camilan onde-onde. Atau biji dan minyaknya sering dijadikan
pemberi aroma harum pada masakan seafood atau hidangan oriental. Dibalik rasa
dan aromanya yang wangi, ternyata wijen menyimpan segudang manfaat untuk
kesehatan.
Wijen (Pedaliaceae) diperkirakan berasal dari benua Afrika dan menyebar
ke kawasan Asia dan berkembang menjadi salah satu unsur penyedap dan penambah
aroma masakan di kawasan Asia. Selain dimanfaatkan untuk membuat makanan, masih
banyak banyak orang yang belum tahu manfaat biji wijen yang ternyata luar
biasa.
Melalui sejumlah penelitian, terungkap berbagai kandungan wijen yang kaya
manfaat. Diantaranya golongan gliserida (asam oleat, linoleat, palmitat,
stearat, mristinat, sesamin, sesamol, lignans, protein, prantosa, hingga
vitamin A, B1 dan E). Keseluruhan kandungan ini, membuat wijen punya banyak
manfaat yang secara umum bisa digolongkan ke dalam dua hal, yaitu untuk
perawatan dan pengobatan.
Untuk perawatan, wijen punya khasiat mencegah kerontokan rambut, penuaan,
kanker, hipertensi, stroke, dan penyakit degeneratif lainnya. Kandungan
antioksidannya yang tinggi membuat wijen punya seluruh kemampuan itu.
Sedangkan untuk pengobatan, wijen bermanfaat menyembuhkan batuk, sakit perut,
diare, kencing manis, sembelit, rematik, sakit kepala, hingga luka. Wijen
juga punya kemampuan untuk meningkatkan kinerja liver, serta menambah stamina.
Selain wijen putih yang kaya manfaat, terdapat juga wijen hitam yang lebih kaya
kandungan zinc (seng) dan mangan yang bermanfaat untuk kesehatan gusi. Kandungan kalsiumnya juga sangat tinggi.
Dalam 100 gram biji wijen terkandung 1.125 miligram kalsium. Coba
bandingkan dengan 2 gelas susu sapi segar yang hanya mengandung 600 miligram
kalsium. Jadi mengunyah biji wijen sangat baik untuk kesehatan gigi,
membersihkan plak dan merangsang pembentukan email gigi.
Kandungan lignans dalam biji wijen merupakan antioksidan
kuat yang punya manfaat sebagai zat anti kanker dan fitosterol yang bermanfaat
untuk menurunkan kolesterol.
2.1.1
Morfologi
Tanaman Wijen
Akar
tanaman ini bertipe akar tunggang
dengan banyak akar cabang yang sering bersimbiosis dengan mikoriza VA (vesikular-arbuskular). Tanaman mendapat
keuntungan dari simbiosis ini dalam memperoleh air dan hara dari tanah.
Penampilan morfologinya mudah dipengaruhi lingkungan.
Tinggi bervariasi dari 60 hingga 120cm, bahkan dapat mencapai 2-3m. Batangnya
berkayu pada tanaman yang telah dewasa. Daun
tunggal, berbentuk lidah memanjang. Bunga tumbuh dari ketiak daun, biasanya
tiga namun hanya satu yang biasanya berkembang baik. Bunga sempurna, kelopak
bunga berwarna putih, kuning, merah muda, atau biru violet, tergantung
varietas. Dari bunga tumbuh 4-5 kepala sari.
Bakal buah terbagi dua ruang, yang lalu terbagi lagi menjadi dua, membentuk
polong. Biji terbentuk di dalam ruang-ruang tersebut. Apabila buah masak dan
mengering, biji mudah terlepas ke luar, yang menyebabkan penurunan hasil.
Melalui pemuliaan, sifat ini telah
diperbaiki, sehingga buah tidak mudah pecah ketika mengering. Banyaknya polong
per tanaman, sebagai faktor penentu hasil yang penting, berkisar dari 40 hingga
400 per tanaman. Bijinya berbentuk seperti buah apokat, kecil, berwarna putih,
kuning, coklat, merah muda, atau hitam. Bobot 1000 biji 2-6g.Tanaman wijen
memerlukan suhu yang cukup tinggi untuk tumbuh (asalnya dari daerah tropik).
Tanaman ini cukup tahan terhadap kondisi kering, meskipun hasilnya akan turun
jika kurang mendapat pengairan.
2.1.2
Klasifikasi
Tanaman Wijen
Kingdom
: Plantae
Fillum
: Eudicots
Class
: Asterids
Ordo
: Lamiales
Famili
:
Pedalieceae
Genus
: Sesamum
Spesies
: Sesamum indicum
Nama
binomial : Sesamum
indicumL.
2.1.3
Kandungan
Gizi Biji Wijen
Biji wijen mengandung 50-53% minyak nabati, 20% protein, 7-8% serat
kasar, 15% residu bebas nitrogen, dan 4,5-6,5% abu. Minyak biji wijen kaya akan
asam
lemak tak jenuh, khususnya asam oleat (C18:1) dan asam
linoleat (C18:2, Omega-6), 8-10% asam lemak jenuh, dan sama sekali tidak
mengandung asam linolenat.
Minyak biji wijen juga kaya akan Vitamin E.
Ampas biji wijen (setelah diekstrak minyaknya) menjadi sumber protein dalam pakan
ternak.
2.1.4
Manfaat
Biji Wijen
Wijen sudah sejak
lama ditanam manusia untuk dimanfaatkan bijinya, bahkan termasuk tanaman minyak
yang paling tua dikenal peradaban. Kegunaan utama adalah sebagai sumber minyak
wijen. Bijinya yang berwarna putih digunakan sebagai penghias pada penganan,
misalnya onde-onde, dengan menaburkannya di permukaan
penganan tersebut. Biji wijen dapat dibuat pasta. Berbagai tradisi memasak yang
memanfaatkan kedelai tersebar mulai dari kawasan Laut Tengah, seperti Yunani dan Turki, hingga Jepang dan semenanjung Korea.
2. 2.
Pengertian
dan Manfaat Kalsium
2.2.1 Pengertian
Kalsium
Kalsium merupakan sebuah elemen kimia yang memiliki
symbol Ca dan nomor atom 20. Kalsium adalah mineral penting yang paling banyak
dibutuhkan oleh manusia. Kalsium bermanfaat untuk membantu proses pembentukan
tulang dan gigi serta diperlukan dalam pembekuan darah, kontraksi otot,
transmisi sinyal pada sel syaraf.
Kalsium dapat membantu mencegah terjadinya
osteoporosis. Kalsium dapat berperan dalam menurunkan tekanan darah serta dapat
mengurangi resiko terkena penyakit kardiovaskuler pada wanita post-menupause.
2.2.2 Manfaat
Kalsium
Kalsium adalah mineral yang amat penting bagi tubuh
manusia. Kalsium memiliki manfaat antara lain untuk pertumbuhan tubuh,
penghubung antar syaraf, kerja jantung, dan sebagainya. Berikut ,manfaat
kalsium untuk tubuh manusia.
- Mengaktifkan
saraf.
- melenturkan
otot.
- Mengatasi
kencing manis.
- Menormalkan
tekanan darah.
- Menyeimbangkan
tingkat keasaman pada darah.
- Membantu
untuk mineralisasi gigi serta mencegah pendarahan pada akar gigi.
- Mencegah
osteoporosis.
- Melancarkan
sistem peredaran darah.
- Menurunkan
risiko kanker usus.
- Mengatasi
kram, reumatik, sakit pinggang dan juga wasir.
- Mengatasi
keluhan pada saat terjadi hais atau menupause.
- Mencegah
penyakit jantung.
- Meminimalkan
penyusutan pada tulang selama masa hamil dan menyusui.
- Mengatasi
kering serta pecah-pecah yang terdapat pada kulit kaki dan tangan.
Setelah umur melebihi 20 tahun, pada umumnya tubuh
manusia akan mulai mengalami penurunan kalsium kurang lebih sebanyak 1% per
tahun. Apabila setelah umur melebihi 50 tahun, jumlah kandungan kalsium akan
menyusut sebanyak 30%. Kehilangan kalsium dapat mencapai 50% apabila sudah
mencapai 50% ketika sudah mencapai umur 70 tahun.
Gejala kekurangan kalsium seperti lesu, meras
agelisah, sesak napas, banyak berkeringat, menurunnya daya tahan tubuh, sakit
pinggang, sembelit, kurang nafsu makan, insomnia, kram, dan sebagainya.
2.
3. Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)
2.3.1 Pengambilan
Contoh (Sampling)
Sampel adalah bagian dari suatu lot (populasi) yang
dapat mewakili sifat dan karakter populasi tersebut. Kesimpulan dari populasi
yang mendekati kebenaran diawali dengan pengambilan sampel yang benar.
Pengambilan sampel yang mewakili adalah kemampuan
untuk mendapatkan sejumlah sampel yang mewakili populasi (lot atau batch)
dengan kondisi sampel tersebut dalam keadaan sesuai untuk pengujian atau
pengolahan lebih lanjut.
Pengambilan sampel atau penarikan sampel adalah
mengambil sejumlah atau sebagian bahan atau barang yang dilakukan dengan
menggunakan metode tertentu sehingga bagian barang atau bahan yang diambil
bersifat mewakili (representatif) keseluruhan barang atau bahan.
Dasar pertimbangan pengambilan sampel dalam
penelitian adalah memperhitungkan masalah efisiensi (waktu dan biaya) dan
masalah ketelitian dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat
mempertinggi ketelitian, karena jika penelitian terhadap populasi belum tentu
dapat dilakukan secara teliti.
Pengambilan sampel yang benar dan terpercaya
memerlukan biaya yang lebih besar. Namun dilapangan biasanya tidak tersedia
fasilitas yang ideal. Sampel yang diambil dari populasi yang benar dengan
metode yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.3.2 Langkah-langkah
Pengambilan Contoh
1)
Persiapan Pengambilan Contoh/Sampel
Sebelum melakukan pengambilan sampel petugas pengambil
contoh membuat rancangan pengambilan sampel yang terkait dengan memilih metode,
peralatan dan waktu. Tentunya pilihan harus sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pengambilan sampel. Setelah rancangan pengambilan sampel dibuat maka
selanjutnya melaksanakan pengambilan sampel sesuai dengan rancangan tersebut.
Mengaplikasikan rancangan pengambilan sampel di lapangan petugas pengambil
contoh harus mandiri (tidak mudah dipengaruhi), kreatif dan sadar adanya
resiko.
2)
Metode Pengambilan Contoh/Sampling
Sampel
yang diambil dari lapangan atau yang diterima di laboratorium dapat berbentuk
cair (air, limbah), serbuk (tepung, tulang, garam dapur), gumpalan (batu kapur)
atau lempengan (logam). Sampel yang berbentuk gumpalan ditumbuk, digerus
menggunakan lumpang porselen, baja atau agate, tergantung pada kekerasan sampel
atau dapat juga digunakan mesin penggiling. Sampel yang berbentuk lempengan
logam biasanya dibor pada tempat-tempat tertentu. Serbuk hasil penumbukan,
penggilingan atau pemboran kemudian dikumpulkan. Apabila cuplikan yang diterima
banyak, maka jumlahnya harus dikurangi agar dalam penimbangan diperoleh sampel
yang mewakili (representatif). Salah satu cara sampling adalah mengkuarter yang
dilakukan dengan cara:
a. Dihamparkan cuplikan di atas kertas
atau lempengan plastik secara merata hingga ketebalan 2-3 cm.
b. Dibuat diagonal dari
sudut-sudutnya sehingga terdapat 4 buah segitiga.
c. Diambil 2 segitiga yag
berhadapan, sedangkan 2 segitiga yang lain disimpan.
d. Cuplikan/sampel yang berasal dari
2 segitiga pertama diaduk lagi sampai rata, kemudian diulangi pekerjaan a.
sampai d. hingga didapatkan cuplikan/sampel yang jumlahnya 50-100 gram.
e. Sampel ini disimpan dalam botol
bersih dan kering yang sudah diberi label dan sudah siap untuk ditimbang.
2.
4. Analisis Kadar Air
2.4.1 Dasar
Analisis Kadar Air
Analisis dapat diartikan sebagai usaha pemisahan
suatu kesatuan materi bahan menjadi komponen-komponen penyusunnya, kemudian
dipakai sebagai data untuk menetapkan komposisi (susunan) bahan tersebut.
Berdasarkan sifat-sifat bahan atau komponen bahan
maka disusun cara kerja atau prosedur analisis yang sistematis. Meskipun suatu
bahan mungkin bersifat sangat spesifik (khusus) terhadap suatu perlakuan
tertentu. Setiap prosedur analisis memiliki kekhasan tertentu beserta kelemahan
dan kekuatannya sendiri-sendiri, untuk memperoleh keseragaman (konsistensi)
maka harus dipilih suatu prosedur yang sama, sehingga dalam laporan, cara
analisis mana yang dipakai harus dicantumkan atau bahkan disertakan prosedur
kerjanya.
Persiapan analisis pentuan kadar air perlu
dipertimbangkan beberapa hal, antara lain berkaitan dengan pemilihan prosedur
analisis, pengambilan sampel atau cuplikan, dan langkah-Iangkah analisis.
Apabila persiapan analisis telah dilakukan dengan balk maka pelaksanaan
analisis diharapkan dapat berjalan dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh
juga akan memuaskan.
Ø Prinsip Analisis Kadar Air
Analisis
kadar air dengan cara pengeringan, prinsipnya adalah menguapkan air yang ada
dalam bahan dengan cara pemanasan. Bahan ditimbang hingga berat konstan yang
dapat diartikan semua air sudah teruapkan.
Analisis
kadar air dalam bahan pangan penting untuk bahan pangan segar dan olahan.
Analisis sering menjadi tidak sederhana karena air dalam bahan pangan berada
dalam bentuk terikat secara fisik atau kimia dengan komponen bahan pangan
lainnya sehingga sulit memecahkan ikatan-ikatan air tersebut. Hal ini mengakibatkan
sulit memperoleh ketelitian analisis yang tinggi sehingga berkembanglah
berbagai metode analisis kadar air.
Ø Metode/Teknik Analisis Kadar Air
Metode
yang digunakan untuk mendapatkan kadar air dalam bahan diperlukan hasil
analisis dengan tingkat ketepatan dan ketelitian tertentu dan memerlukan metode
analisis tertentu.
Analisis
kadar air metode langsung dilakukan dengan cara mengeluarkan air dalam bahan
pangan dengan bantuan pengeringan oven, distilasi, ekstraksi, dan teknik
fisikokimia lainnya. Jumlah air dapat diketahui dengan cara penimbangan,
pengukuran volume atau cara langsung lainnya. Metode ini mempunyai ketelitian
tinggi, namun memerlukan pengerjaan relatif lama dan kebanyakan bersifat
manual.
Metode
analisis kadar air secara langsung ada 5, namun untuk praktikum ini kami
menggunakan metode oven uap.
Metode oven udara
Prinsip
metode oven udara didasarkan atas berat yang hilang sehingga sampel seharusnya
mempunyai kestabilan panas yang tinggi dan tidak mengandung komponen yang mudah
menguap. Air dikeluarkan dari bahan pada tekanan udara (760 mmHg) sehingga air
menguap pada suhu 100oC yaitu sesuai titik didihnya. Oven yang
digunakan umumnya dipanaskan dengan listrik atau dengan pemanas inframerah yang
dilengkapi dengan neraca analitik yang terpasang didalamnya. Analisis kadar air
dengan oven berpemanas infrared dapat dilakukan dengan cepat (untuk analisis
kadar air rutin), tidak mengakibatkan kenaikan suhu berlebihan pada sampel.
Radiasi infrared mempunyai kekuatan penetrasi yang kuat sehingga air dalam
bahan dapat diuapkan pada suhu tidak lebih dari 70oC. Pada oven
berpemanas listrik, air pada bahan dapat diuapkan pada suhu 100oC.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi analisis
air dengan metode oven udara yaitu penimbangan contoh/bahan, kondisi oven,
pengeringan contoh, dan perlakuan setelah pengeringan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi yang berkaitan dengan kondisi oven adalah fluktuasi suhu,
kecepatan aliran, serta kelembaban udara dalam oven.
Kelemahan
metode pengeringan dengan oven antara lain:
- Bahan lain di samping air juga
ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap misalnya alkohol, asam asetat,
minyak atsiri, dan lain-lain.
- Dapat terjadi reaksi selama
pemanasan yang menghasilkan air atau zat lain mudah menguap. Contoh gula
mengalami dekomposisi atau karamelisasi,, lemak mengalami oksidasi dan
sebagainya.
-
Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit
melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
2.
5. Analisis Kadar Abu dan Mineral
2.5.1 Pengertian
Abu dan Mineral
Abu
adalah nama yang diberikan pada semua residu non-cair yang tersisa setelah
sampel dibakar, dan sebagian besar terdiri dari oksida logam atau zat anorganik
sisa hasil pembakaran (pengabuan) suatu bahan organik. Pengabuan tersebut
merupakan proses mineralisasi untuk zat prekonsentrasi demi kepentingan
analisis kimia. Pengabuan merupakan tahapan persiapan contoh yang harus dilakukan
dalam anailisis elemen-elemen mineral (individu).
Secara
umum abu terdiri dari garam material anorganik (misal garam yang mengandung ion
Na+, K+, dan lain-lain). Terkadang juga mengandung mineral tertentu misal
klorofil dan hemoglobin.
Komponen
mineral suatu bahan sangat bervariasi baik macam dan jumlahnya. Sebagai
gambaran dapat dikemukakan sampel kalsium sebagai berikut :
·
Kalsium
(Ca)
Di
antara komponen mineral yang ada, kalsium relatif tinggi pada susu dan hasil
olahannya, serealia, kacang-kacangan, ikan, telur dan buah-buahan. Sebaliknya
bahan yang kandungan kalsium sedikit adalah gula, pati dan minyak. Kalsium
adalah mineral yang terbanyak terdapat dalam tubuh manusia yaitu lebih daripada
90% bahan keras dalam tulang dan gigi.
Ca diperlukan untuk pembentukan tulang yang kuat serta gigi. Ca juga untuk
pembekuan darah, penghantaran impuls saraf, dan kontraksi otot. Peranan penting
kalsium ialah mencegah penyakit osteoporosis. Sumber : Susu, sayur-sayuran,
daun-daunan, ikan kecil yang dimakan seluruhnya.
Ø
Prinsip Analisis Kadar Abu Dan Mineral
Menurut
Winarno (1991), kadar abu yang yang terukur merupakan bahan-bahan anorganik
yang tidak terbakar dalam proses pengabuan, sedangkan bahan-bahan organik
terbakar. Untuk menentukan kandungan mineral pada bahan makanan, bahan harus
dihancurkan/didestruksi terlebih dahulu. Cara yang biasa dilakukan yaitu
pengabuan kering (dry ashing) atau pengabuan langsung dan pengabuan basah (wet
digestion).
Prinsip
penentuan kadar abu ialah dengan menimbang berat sisa mineral hasil pembakaran
bahan organik pada suhu 550°C. Penetuan kadar abu dapat dilakukan secara
langsung dengan membakar bahan pada suhu tinggi (500-600°C) selama 2-8 jam dan
kemudian menimbang sisa pembakaran yang tertinggal sebagai abu (AOAC 2005).
Pengabuan dilakukan untuk menentukan jumlah mineral yang terkandung dalam
bahan. Penentuan kadar mineral bahan secara asli sangatlah sulit, sehingga
perlu dilakukan dengan menentukan sisa hasil pembakaran dari garam mineral
bahan tersebut. Pengabuan dapat menyebabkan hilangnya bahan-bahan organik dan
anorganik, sehingga terjadi perubahan radikal organik dan terbentuk elemen
logam dalam bentuk oksida atau bersenyawa dengan ion-ion negatif (Anonim,
2008).
Kadar abu suatu bahan ditetapkan pula
secara gravimetri. Penentuan kadar abu merupakan cara pendugaan kandungan
mineral bahan pangan secara kasar. Bobot abu yang diperoleh sebagai perbedaan
bobot cawan berisi abu dan cawan kosong. Apabila suatu sampel di dalam cawan
abu porselen dipanaskan pada suhu tinggi sekitar 650oC akan menjadi abu
berwarna putih. Ternyata di dalam abu tersebut dijumpai garam-garam atau
oksida-oksida dari K, P, Na, Mg, Ca, Fe, Mn, dan Cu, disamping itu terdapat
dalam kadar yang sangat kecil seperti Al, Ba, Sr, Pb, Li, Ag, Ti, As, dan lain-lain.
Ø
Pengabuan cara kering (langsung)
Pengabuan
cara kering dilakukan dengan mengoksidasikan zat-zat organik pada suhu 500-600oC,
kemudian melakukan penimbangan zat-zat tertinggal. Pengabuan cara kering
digunakan untuk penentuan total abu, abu larut, abu tidak larut air dan tidak
larut asam. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pengabuan lama, suhu yang
diperlukan tinggi, serta untuk analisis sampel dalam jumlah yang banyak.
Pengabuan dilakukan melalui 2 tahap yaitu :
a) Pemanasan pada suhu 300oC
yang dilakukan dengan maksud untuk dapat melindungi kandungan bahan yang
bersifat volatil dan bahan berlemak hingga kandungan asam hilang. Pemanasan
dilakukan sampai asap habis.
b) Pemanasan pada suhu 800oC
yang dilakukan agar perubahan suhu pada bahan maupun porselin tidak secara
tiba-tiba agar tidak memecahkan krus yang mudah pecah pada perubahan suhu yang
tiba-tiba.
Pengabuan
kering dapat diterapkan pada hampir semua analisa mineral, kecuali mercuri dan
arsen. Pengabuan kering dapat dilakukan untuk menganalisa kandungan Ca, P, dan
Fe akan tetapi kehilangan K dapat terjadi apabila suhu yang digunakan terlalu
tinggi. Penggunaan suhu yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan beberapa
mineral menjadi tidak larut.
Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pengabuan cara kering,
yaitu mengusahakan suhu pengabuan yang digunakan dapat ditentukan sedemikian
rupa, sehingga tidak terjadi kehilangan elemen secara mekanis karena penggunaan
suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya penguapan beberapa unsur,
seperti K, Na, S, Ca, Cl, dan P. Selain itu suhu pengabuan juga dapat
menyebabkan dekomposisi senyawa tertentu misalnya K2CO3, CaCO3, MgCO3. Menurut
Whichman (1940, 1941), K2CO3 terdekomposisi pada suhu 700oC, CaCO3
terdekomposisi pada 600 – 650oC sedangkan CO3 terdekomposisi pada
suhu 300 – 400 oC. Tetapi bila ketiga garam tersebut berada bersama-sama akan
membentuk senyawa karbonat kompleks yang lebih stabil.
BAB III
PELAKSANAAN ANALISA
3.
1. Waktu
Jadwal pelaksanaan praktikum per-minggu bulan November 2015
No.
|
Kegiatan
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
1.
|
Pengambilan Contoh (sampling) pada wijen dengan
Metode Quartering.
|
√
|
|
|
|
2.
|
Analisis Kadar Air pada wijen dengan Metode Oven
Udara.
|
√
|
√
|
|
|
3.
|
Analisis Kadar Abu dan Mineral pada wijen.
|
|
√
|
√
|
|
4.
|
Dokumentasi dan penyusunan laporan.
|
√
|
√
|
√
|
√
|
Keterangan :
Minggu
|
Tanggal
Kegiatan
|
Kegiatan
|
I
|
·
Senin,
2 November 2015
|
Melakukan teknik pengambilan sampel (sampling)
wijen dengan metode quartering.
Mengkonstankan krusibel untuk analisis kadar air
dengan metode oven udara.
|
·
Jum’at,
6 November 2015
|
Memasukkan
sampel ke krusibel, dan dioven sebagai massa awal sampel.
|
II
|
· Senin, 9 November 2015
|
Mengkonstankan krusibel berisi sampel sebagai
massa akhir sampel.
|
· Jum’at, 13 November 2015
|
Menganalisis kadar abu dan mineral pada wijen
tahap awal.
|
III
|
·
Senin,
16 November 2015
|
Menganalisis kadar abu dan mineral pada wijen
tahap akhir.
|
·
Jum’at,
20 November 2015
|
Melanjutkan analisis kadar abu dan mineral (jika
belum selesai).
|
IV
|
· Senin,23 November 2015
|
Penyusunan dokumentasi dan laporan sementara.
|
· Jum’at, 27 November 2015
|
Membuat laporan proyek hasil praktikum Kimia
Analitik Terapan yang telah dilaksanakan selama 1 bulan.
|
3.
2. Prinsip Kerja
3.
3. Alat dan Bahan
ALAT
|
BAHAN
|
JUMLAH
|
Lumpang dan Alu
|
|
1 pasang
|
Botol plastic
|
|
1 buah
|
Penggaris segitiga
|
|
1 pasang
|
Spatula
|
|
1 buah
|
Kertas dan label
|
|
2 buah
|
Neraca digital
|
|
1 buah
|
Kaca arloji
|
|
1 buah
|
Krusibel
|
|
2 buah
|
Krustang
|
|
1 buah
|
Oven
|
|
1 buah
|
Desikator
|
|
1 buah
|
Tanur
|
|
1 buah
|
|
Biji wijen
|
Secukupnya
|
|
Aquadest
|
Secukupnya
|
3.
4. Prosedur / Langkah Kerja
Pengambilan Sampel (Sampling) dengan Metode
Quatering:
1. Wijen
digerus halus dengan lumpang dan alu.
2. Lalu
disebarkan secara rapi diatas kertas berbentuk bujur sangkar dan kemudian
dibagi (menggunakan penggaris segitiga) menjadi 4 bagian dengan diberi 2 garis
diagonal.
3. Kerucut
yang saling berhadapan disatukan kembali.
4. Lakukan
langkah no. 2 dan 3 sampai didapat berat sampel yang diperlukan.
5. Masukkan
sampel kedalam botol plastik tertutup dan beri label.
(sumber : buku modul kimia analitik terapan kelas XI semester 3 kurikulum 2013)
Analisis Kadar Air dengan Metode Oven Udara :
1. Panaskan
krusibel dalam oven pada suhu 105oC selama 30 menit.
2. Dinginkan
dalam desikator selama 15 menit.
3. Timbang
dan catat bobotnya.
4. Ulangi
sampai diperoleh bobot konstan.
5. Timbang
wijen sebanyak 10 gram pada krusibel tertutup yang telah didapat bobot
konstannya.
6. Panaskan
pada oven pada suhu 105oC selama 1 jam.
7. Dinginkan
dalam desikator selama 30 menit.
8. Timbang
krusibel yang berisi wijen tersebut.
9. Ulangi
pemanasan dan penimbangan hingga diperoleh bobot konstan.
(sumber : buku modul kimia analitik terapan kelas XI semester 3 kurikulum 2013)
Analisis
Kadar Abu dan Mineral :
1. Timbang
biji wijen sebanyak 10 gram atau menggunakan sampel yang telah diovenkan
setelah praktikum analisis kadar air kedalam krusibel. Jika sampel tersebut
lembab, uapkan terlebih dahulu kedalam oven.
2. Tahap
awal yaitu arangkan sampel kedalam tanur dengan suhu 200oC selama 15
menit. Suhu dinaikkan 100oC setelah 15 menit. Lakukan hal tersebut
hingga suhu 550oC selama 8 jam
3. Dinginkan
dalam desikator selama 1 jam.
4. Tahap
akhir adalah mengabukan sampel kedalam tanur. Lakukan seperti langkah no. 2 dan
kemudian didinginkan kembali kedalam desikator selama 1 jam.
5. Timbang
krusibel berisi sampel sebagai bobot akhir sampel.
(sumber : buku modul kimia analitik terapan kelas XI semester 3 kurikulum 2013)
Analisis
Kadar Ca pada Biji wijen dengan Metode Titrasi Permanganometri :
1. Kurang lebih 150 mg abu biji wijen ditimbang dengan
teliti dan dimasukkan kedalam beakr glass.
2. Tambahkan 5 mL HCl 4N dan dihangatkan sehingga seluruh
sampel larut.
3. Selanjutnya larutan dididihkan sebentar untuk mengusir
semua CO2, diencerkan hinggal 200 mL dipanaskan sampai 90oC
dan dibubuhi 2 tetes indikator metil merah.
4. Sekarang ditambahkan kedalam tersebut 20 mL larutan
ammonium oksalat setetes demi setetes (sambil diaduk) kemudian ditambahkan
ammonia 5N, hingga terjadi perubahan warna.
5. Endapan dipanaskan diatas penangas air selama 1 jam.
Kemudian disaring, dicuci dengan air yang dibubuhi beberapa tetes asam asetat
5N.
6. Sesudah endapan bersih corong endapan ditaruh diatas
erlenmeyer 300 mL dan endapan dilarutkan dengan H2SO4 4N panas.
7. Asam oksalat yang dibebaskan ini dititer pada suhu 70oC
dengan larutan KmnO4 0,1 N. Penetapan dilakukan 2 kali.
(sumber : buku jobsheet titrigrav kelas XI semester 3 kurikulum 2013 oleh tim pengajar kimia)
Demikian proposal yang saya buat. Terus pantau blog saya untuk membantu adik-adik sekalian dalam mengerjakan tugas sekolah di kurikulum 2013. Baca juga nih http://sh.st/PMdPw
Thank you :)
BAB
IV
PENUTUP
Dengan
adanya praktikum Analisa Penentuan Kadar Ca pada Biji Wijen, kami berharap
masyarakat tidak ragu-ragu menggunakan biji wijen sebagai bahan pangan tambahan
pada makanan. Telah diketahui bahwa biji wijen memiliki kandungan Ca yang baik
untuk tulang kita. Namun tidak hanya kandungan Ca yang didapat, terdapat
kandungan Mg, Pb, Fe, Mn, Zn, Serat, Thiamin, Vitamin B6, Fosfor, dan Protein.
Terdapat
10 khasiat wijen yang luar biasa untuk kesehatan, diantaranya : Mencegah
diabetes mellitus, menjaga kesehatan kulit, mengatasi anemia, menjaga kesehatan
tulang, anti kanker, menjaga pencernaan, membantu pertumbuhan rambut, obat
sakit gigi, meringankan arthritis, dan mengurangi stess.